Bahagia itu bernama Rumah

 Bahagia itu bernama Rumah

 






Rumah mungkin secara umum dapat diartikan sebagai tempat kita berteduh dan berlindung dari cuaca panas, hujan, dingin, dan angin. Rumah sendiri bentuknya dapat berupa-rupa bentuk dan modelnya tergantung dari setiap masing-masing daerah satu dengan daerah lainnya. Rumah juga bisa sebagai pertanda kondisi ekonomi seseorang, apabila rumah itu besar dan mewah isinya pun dengan barang-barang mewah bisa jadi kondisi perekonomian pemilik rumah bisa dibilang baik dan termasuk orang berada atau orang kaya. Begitupun apabila kondisi sebaliknya, walaupun tidak selalu seperti itu tetapi secara umum memang seperti yang disebutkan diatas. Rumah tidak harus milik kita secara pribadi, boleh jadi rumah saudara, rumah kontrakan, rumah dinas, rumah apartemen asalkan memiliki kriteria sebagai rumah.

Di dalam rumah biasanya terdiri dari beberapa orang baik itu orang tua, suami, istri, anak, atau saudara keluarga kita, yang dimana setiap anggota keluarga memiliki atau berbagi peran antara satu dengan lainnya. Seorang ayah yang bertugas sebagai kepala rumah tangga, pencari nafkah, mengurusi anak-anaknya. Seorang ibu yang menjadi ibu rumah tangga yang baik, mengurus rumah dan mengurus anak-anaknya. Begitu juga dengan tugas anak yang harus sesuai dengan perannya dan tugas yang diwajibkan anak adalah berbakti kepada kedua orang tuanya. Walaupun di kenyataannya bisa jadi ada yang sedikit berbeda dalam berbagi peran, bisa jadi ayah dan ibu sama-sama mencari nafkah, ibu yang fokus mencari nafkah, atau seorang anak yang menjadi tulang punggung keluarga. Dan itu semua bisa terjadi karena beberapa faktor yang menjadikan seperti itu.

Bahagia itu bernama "Rumah", memang seharusnya rumah adalah tempat terbaik untuk pulang. Dimana setelah kita berkegiatan di luar rumah ada berbagai peristiwa terjadi dari senang, lelah, atau kecewa terjadi saat beraktifitas diluar sana. Setelah mengalami berbagai peristiwa dan kejadian kemudian yang harus dirindukan hanyalah satu tempat yaitu bernama Rumah, yang di dalamnya terdapat kehangatan dan kebahagiaan sehingga ada istilah Rumahku Surgaku dan Home Sweet Home yang tidak bisa dipungkiri kenyataanya, akan tetapi semua itu tidak akan terjadi apabila tidak di barengi dengan para penghuni rumahnya tersebut yang ikut berusaha, karena rumah hanya benda mati yang memiliki atap dan dinding untuk berteduh dari panas, hujan, angin, dan dingin yang hadir setiap harinya. Poin penting yang paling mempengaruhi adalah para penghuninya seperti keluarga kita yang ada bersama di setiap harinya. Kita pernah melihat ada rumah yang tidak kecil dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas mewah, akan tetapi di dalamnya tidak ada ketenangan, keharmonisan, bahkan kebahagiaan, yang di dalamnya sering terjadi konflik membuat keadaan di dalam keluarga menjadi panas dan diantara keluarganya menjadi tidak betah di rumah dan akhirnya menganggap rumah bukanlah tempat pulang terbaik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa harta bukanlah segalanya walaupun dengan harta bisa memiliki segalanya. Dan tidak jarang pula keluarga yang tidak memiliki rumah besar, tetapi hubungan diantara keluarganya harmonis, tenang, dan bahagia.

Akhirnya kita akan mengerti rumah terbaik bukanlah seberapa besar dan luas rumah itu atau seberapa banyak barang mewah di dalamnya, rumah terbaik itu adalah yang di dalamnya ada orang-orang yang bernama keluarga pandai bersyukur dan yang saling bekerja sama untuk menghadirkan kebahagiaan tersebut untuk bisa selalu hadir. Rumah yang membuat rindu akan pulang walaupun dimanapun berada. Sehingga hatipun akan berkata bahwa bahagia itu adalah bernama rumah.

Comments

Popular posts from this blog

Kopi

Unleash Fun and Creativity with These Amazing Kids' Games on Amazon!